Forex Indonesia, adalah situs yang membahas tentang Broker Forex Terbaik dan terpercaya dan direkomendasikan, dinilai dari perbandingan menyeluruh dari sisi pelayanan yang diberikan serta ulasan para penggunanya. Forex adalah sebuah produk investasi yang melakukan jual-beli valas /mata uang asing dengan memprediksi pergerakan harga valas. Transaksi dilakukan dengan memperhatikan berita dari berbagai Negara dan bagan indikator ekonomi, juga melakukan analisa teknis.


Market Alert! Posisi saham AS mungkin telah mencapai level tertinggi tahun ini

Tanggal 17 Maret (WIB) pukul 01:00 WIB dini hari, FOMC AS menaikkan suku bunga acuan sesuai ekspektasi sebesar 25 basis poin dari kisaran 0%-0,25% ke kisaran 0,25%- 0,50%. Ekonom juga memprediksi masih akan ada 6 kenaikan lagi.

Dot plot The Fed menunjukkan prediksi tingkat suku bunga acuan rata-rata menjadi sekitar 1,9% pada akhir 2022, sejalan dengan ekspektasi pasar tetapi di atas perkiraan Fed sebelumnya sebesar 1,75%. Dalam dua tahun ke depan, suku bunga acuan ada kemungkinan akan naik menjadi 3,5-3,75%.

Fokus perhatian Fed saat ini telah bergeser dari pandemi covid-19 ke ketidakpastian yang mungkin disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina. Konflik kedua negara ini telah menyebabkan melambungnya harga minyak dan inflasi tinggi.

Swap transaction data memperlihatkan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sekitar 75 bp pada dua FOMC meeting berikutnya, yang berarti ada kemungkinan satu dari kenaikan tersebut akan melebihi standar 25 bp. Selain itu kemungkinan kenaikan suku bunga 50 bp pada FOMC meeting Mei adalah sekitar 80%.

Data forecasts terbaru memperkiraan bahwa dampak dari tujuh kenaikan suku bunga adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan inflasi yang tinggi yang mungkin diiringi masalah stagflasi yang buruk.

Data yang mengagetkan datang dari spread imbal hasil bertenor 5 tahun dan 10 tahun AS turun di bawah nol untuk pertama kalinya sejak Maret 2020. Kurva belum terbalik sejak 2007. Ini sudah menjadi tanda-tanda awal resesi AS. The Fed diperkiraan akan menggunakan masalah resesi ini untuk menekan permintaan terhadap komoditas, tetapi pasar memperkirakan bahwa Fed kemungkinan akan dipaksa untuk melanjutkan pelonggaran kuantitatif dalam waktu dekat, bahkan jika angka inflasi terus memanas.

Setelah suku bunga diumumkan, DowJones berbalik lebih rendah, setelah sebelumnya naik lebih dari 1,5%; S&P 500 juga turun, setelah sebelumnya naik 1,9%; kenaikan Nasdaq menyempit menjadi 1,18%. Namun, setelah Powell mulai menyampaikan pandangannya, indeks saham mulai mengalami pemulihan, tiga indeks saham utama ditutup lebih tinggi secara kolektif. Dow ditutup naik 1,55%; S&P 500 ditutup naik 2,24%; Nasdaq ditutup naik 3,77%.

Setelah penutupan sesi, “Raja obligasi” Wall Street Jeffrey Gundlach menegaskan kembali bahwa pasar saham AS telah mencapai titik tertinggi untuk tahun ini. Dia mengatakan Nasdaq berada pada level “oversold”, bukan di tempat yang “seharusnya” dalam jangka panjang.

Di tempat lain, Goldman Sachs memperkirakan S&P 500 turun 12% menjadi 3.900 jika inflasi tetap tinggi dan bisa mendorong fed untuk terus menaikkan suku bunga yang diprediksi jauh di atas ekspektasi pasar dan ekonom. Bila diukur pada resesi tipikal 24% peak-to-trough akan mengirim S&P 500 turun menjadi 3.600 jika ekonomi AS tergelincir ke dalam resesi.

Dari sisi teknikal, grafik mingguan indeks TECH100 AS saat ini dalam koreksi tren turun, harga mendapat tekanan di area 14000-14500. Jika semakin tertekan, disertai dengan tekanan inflasi, maka kemungkinan akan menguji area 12400-12200, ekpektasi profit per lot $ 32000-46000 US.

Aplikasi All in One HSB, menyediakan produk forex, komoditas, energi, indeks saham, trading mulai dari 0,1 lot, modal ringan kurang dari Rp. 1.800.000, Bergabung di HSB sekarang!